إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِينُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا . مَنْ يَهْدِهِ اللَّهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِىَ لَهُ . وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ . اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ
حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي
خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا
رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ
وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ
وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ
ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ
وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا
Jamaah
Jum’at yang dirahmati Allah,
Hari ini
kita berada di hari jum’at awal di tahun baru hijriaah 1441. Demikian cepat
waktu berlalu. Hari berganti hari, bulan berganti bulan dan kini tahun pun berganti
tahun. Setiap pergantian satuan waktu adalah momentum bagi kita untuk
bermuhasabah. Mengevaluasi diri. Meskipun muhasabah sebenarnya tak harus
menunggu. Namun momentum seperti pergantian tahun ini menjadi sarana yang
memudahkan kita untuk mengevaluasi dengan membandingkan periode waktu tertentu
dengan periode sebelumnya.
Jamaah Juma’at yang dirahmati Allah,
Suatu
hari datang serombongan laki-laki menghadap Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam di Madinah. Mereka tidak memakai alas kaki. Sebagian di antara mereka
tidak memakai baju, sebagian lagi bajunya compang-camping. Mereka berasal dari
Bani Mudhar.
Melihat
mereka, Rasulullah terenyuh. Maka beliau membacakan Surat Al Hasyr ayat 18 ini
lalu memerintahkan para sahabat untuk bersedekah. Saat itu, ada seorang sahabat
yang bergegas bersedekah. Padahal dia bukan orang kaya. Ia datang dengan
membawa kurma dalam genggaman tangannya, sampai tidak muat.
Melihat
sahabat ini, sahabat-sahabat lain kemudian bergerak, pulang ke rumah dan
kembali menghadap Rasulullah dengan membawa sedekah. Rasulullah senang melihat
Bani Mudhar terbantu. Lantas beliau bersabda:
مَنْ سَنَّ فِى الإِسْلاَمِ سُنَّةً حَسَنَةً فَلَهُ
أَجْرُهَا وَأَجْرُ مَنْ عَمِلَ بِهَا بَعْدَهُ مِنْ غَيْرِ أَنْ يَنْقُصَ مِنْ
أُجُورِهِمْ شَىْءٌ
Barangsiapa
mempelopori kebiasaan yang baik dalam Islam, maka baginya pahala dan pahala
orang mengikutinya tanpa mengurangi pahala mereka sedikitpun. (HR. Muslim)
Surat Al
Hasyr ayat 18 ini adalah ayat yang memerintahkan kita untuk melakukan
muhasabah. Namun Allah mengawalinya dengan perintah taqwa. Karena taqwa inilah
janji kita. Taqwa inilah manifestasi dari muahadah kita kepada
Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Sebelum
lahir ke dunia, kita telah diambil janji setia kepada Allah. Kita semua lupa
perjanjian di alam ruh itu, tapi Al Quran mengingatkan kita.
وَإِذْ أَخَذَ رَبُّكَ مِنْ بَنِي آَدَمَ مِنْ
ظُهُورِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَأَشْهَدَهُمْ عَلَى أَنْفُسِهِمْ أَلَسْتُ
بِرَبِّكُمْ قَالُوا بَلَى شَهِدْنَا أَنْ تَقُولُوا يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِنَّا
كُنَّا عَنْ هَذَا غَافِلِينَ
Dan
(ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi
mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman):
“Bukankah Aku ini Tuhanmu?” Mereka menjawab: “Betul (Engkau Tuhan kami), kami
menjadi saksi”. (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak
mengatakan: “Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah
terhadap ini (keesaan Tuhan)”, (QS. Al A’raf: 172)
Hadirin ahli juma’at yang di
rahmati allah.
ahli Kita telah berjanji setia
kepada Allah untuk beribadah dan bertaqwa kepada-Nya. Kita kemudian diingatkan
untuk mengevaluasi apa yang telah kita lakukan dalam rangka memenuhi muahadah itu, sebagai bekal untuk masa depan.
وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ
dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang
telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); (QS.
Al Hasyr: 18)
Ghadd
(غد)
yang dimaksud dalam ayat ini menurut para mufassir artinya adalah akhirat. Hari
esok kita di akhirat kelak. Masa depan kita di akhirat nanti.
Maka
hendaklah kita melakukan muhasabah, mengevaluasi, apa yang telah kita lakukan
untuk akhirat kita. Jika perusahaan membuat laporan tahunan untuk mengevaluasi
perkembangan dan laba rugi, kita yang mengejar akhirat lebih berhak untuk
melakukan muhasabah. Agar tahun ini lebih baik dari tahun sebelumnya, dan agar
tahun depan lebih baik dari tahun ini. Untuk masa depan kita di akhirat nanti.
Cobalah
kita luangkan waktu untuk bermuhasabah. Jika tahun kemarin sholat kita ada yang
bolong, kita perlu membuat target, berjanji kepada Allah, muahadah, agar tahun ini sholat lima waktu kita
lengkap. Jika tahun kemarin sholat lima waktu kita telah lengkap tapi belum
berjamaah, kita perlu membuat target, berjanji kepada Allah, muahadah, agar tahun ini sholat lima waktu kita
berjamaah. Jika tahun kemarin kita sudah sholat berjamaah tapi sering jadi
makmum masbuk, kita perlu membuat target, berjanji kepada Allah, muahadah, agar tahun ini kita tidak sering lagi menjadi
makmum masbuk. Sebab muhasabah itu harus berujung pada perbaikan diri.
Peningkatan amal shalih. Semakin dekat dengan dengan realisasi muahadah kita: balaa syahidnaa.
Hadirin Ahli Jum’at Yang dirahmati
Allah.
Setelah menyerukan muhasabah,
Allah mengikutinya dengan kembali menyerukan taqwa. Wattaqullah.
Dan inilah satu-satunya ayat dalam Al Quran yang di dalamnya ada dua perintah
taqwa.
Ini mengisyaratkan bahwa muhasabah itu sangat penting. Dan muhasabah itu
harus membuat kita semakin dekat dengan Allah, muqarabatullah. Wattaqullah.
Karenanya
sering kali muhasabah melahirkan target-target baru. Dalam rangka apa? Agar
lebih dekat kepada muahadah terbesar
kita, perlu dibuat muahadah turunannya.
Sehingga kita semakin dekat kepada Allah dan semakin bertaqwa. Wattaqullah.
Ayat ini kemudian ditutup dengan firman-Nya:
إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ
sesungguhnya
Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS.
Al Hasyr: 18)
Khabir (خبير) biasa diterjemahkan menjadi Maha Mengetahui. Namun
kekhususan sifat Khabir ini,
Allah Maha Mengetahui sekaligus akan mengabarkan di akhirat nanti. Allah Maha
Mengetahui segala yang dikerjakan oleh hamba-Nya dan Allah akan mengabarkan itu
di yaumi hisab, yaumil mizan.
Apa
pun yang kita lakukan. Apakah dalam kesendirian atau di tengah keramaian. Apakah
tersembunyi atau terang-terangan. Allah mengetahui semuanya dan kelak di
akhirat akan ditampilkan-Nya kepada seluruh manusia. Bahkan amalan hati pun
Allah mengetahuinya.
Firman
Allah ini mengingatkan kita agar memiliki sikap merasa diawasi oleh Allah. Muraqabah. Muraqabatullah.
Muraqabah
inilah yang akan menjadi kontrol kita. Ketika kita akan melakukan kemaksiatan
atau dosa, melanggar muahadah,
menyia-nyiakan muhasabah, menjauh dari muqarabah, maka muraqabah merasa diawasi Allah akan
menghentikannya. Bukankah Allah melihat jika hambaNya bermaksiat? Akhirnya
tidak jadi bermaksiat.
Semoga
momentum pergantian tahun hijriyah ini kembali menumbuhkan semangat muhasabah
kita. Muhasabah dalam rangka memenuhi muahadah, membuat kita memiliki muqarabah dan menguatkan muraqabah.
Demikian khutbah ini semoga bermanfaat. Semoga kita, keluarga
kita, masyarakat kita, dan bangsa kita Indonesia, dapat berhijrah kepada
kebaikan dan kemuliaan. Amin.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ
بِاْلُقْرءَانِ اْلعَظِيْمِ وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ
وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ, فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ اْلغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
KHUTBAH
2
. نَحْمَدُ اللهَ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ، وَنَعُوْذُ
بِهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئاَتِ أَعْمَالِنَا. أَشْهَدُ أَنْ
لَاۧ إِٰلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهْ، وَأَشْهَدُ أَنَّ
مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلٰى سَيِّدِنَا
مُحَمَّدٍ نَبِيِّ الرَّحْمَةْ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ مِنْ يَوْمِنَا هَذَا
إِلَى يَوْمِ النَّهْضَةْ . أَمَّا بَعْدُ. أَيُّهَا النَّاسُ! أُوْصِيْكُمْ
بتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ
فَقَالَ تَعَالَى مُخْبِرًا
وَأٰمِرًا: إِنَّ اللهَ وَمَلَآئِكَتَهٗ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ
يَآأَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا
اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ
وَعَلٰى أٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ وَبَارَكْتَ عَلٰى سَيِّدِنَا
إِبْرَاهِيْمَ وَعَلٰى أٰلِ سَيِّدِنَا إِبْراهَيْمَ فِي الْعٰلَمِيْنَ إِنَّكَ
حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ، بِرَحْمَتِكَ يَآ أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ....
اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالمْؤُمِنَاتِ
وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ اَلْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ
إِنَّكَ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ يَا قَاضِيَ الْحاَجاَتِ. اَللّٰهُمَّ أَعِزَّ
الِإِسْلاَمَ وَالْمُسْلِمِيْنَ. اَللّٰهُمَّ أَصْلِحْ وُلاَةَ الْمُسْلِمِيْنَ
بِمَا فِيْهِ صَلاَحُ الِإِسْلاَمِ وَالْمُسْلِمِيْنَ. رَبَّنَا أتِنَا مِنْ
لَدُنْكَ رَحْمَةً وَهَيِّءْ لَنَا مِنْ أَمْرِنَا رَشَدًا. رَبَّناَ لاَ تُزِغْ
قُلُوْبَنَا بَعْدَ اِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ
أَنْتَ الْوَهَّابُ. رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا
قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَّاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِيْنَ إِمَامًا. رَبَّنَا أتِنَا فِي
الدُّنْيَا حَسَنَةً وَّفِي اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَّقِنَا عَذَابَ النَّا
عِبَادَ اللهْ!
إِنَّ اللهَ يَعْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتَاۤءِ ذِي اْلقُرْبَىٰ
وَيَنْهَىٰ عَنِ اْلفَخْشَآءِ وَالْمُنْكَرِ وَاْلبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ
تَذَكَّرُوْنَ، فَاذْكُرُوااللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلَى
نِعَمٍ يَّزِدْكُمْ وَاسْئَلُوْا مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ
أَكْبَرُ
.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar