Assalamu'alaiku.
Baik kali ini kami akan membagikan tentang HADIS'T BAGIAN KE 7. Dan isnya allah nanti selanjutnya kami akan bahas yang lain nya lagi. Semoga bermanfaat buat kalian semua khusus nya bagi yang sudah mampir ke blog saya. Terimakasih
HADITS KETUJUH
الحــديث السابع
عَنْ أَبِي رُقَيَّةَ تَمِيْم الدَّارِي رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ النَّبِيَّ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ :
الدِّيْنُ النَّصِيْحَةُ . قُلْنَا لِمَنْ ؟ قَالَ : لِلَّهِ وَلِكِتَابِهِ وَلِرَسُوْلِهِ
وَلأَئِمَّةِ الْمُسْلِمِيْنَ وَعَامَّتِهِمْ . [رواه البخاري ومسلم]
Dari Abu Ruqoyah Tamim Ad
Daari radhiallahuanhu, sesungguhnya Rasulullah shallallahu`alaihi wa sallam
bersabda: Agama adalah nasehat, kami berkata: Kepada siapa? Beliau bersabda: Kepada Allah, kitab-Nya,
Rasul-Nya dan kepada pemimpan kaum muslimin dan rakyatnya. (Riwayat Bukhari dan
Muslim)
Kandungan Hadits:
Agama Islam berdiri tegak di atas upaya saling menasihati, maka
harus selalu saling menasihati di antara masing-masing individu muslim.
Nasihat wajib dilakukan sesuai kemampuan.
Tema hadits dan ayat yang terkait dengannya:
Ringkasan Syarah Arba’in An-Nawawi - Syaikh Shalih Alu Syaikh
Hafizhohulloh
Kedudukan Hadits
Hadits ini sangat penting, karena mengandung seluruh agama.Yaitu
mengandung hak Allah, hak rasul-Nya, dan hak hamba-Nya. Kewajiban penunaian
hak-hak tersebut tekandung pada kata nasehat.
Lingkup Nasehat
Nasehat, pada asalnya berarti bersih dari campuran atau adanya
keserasian hubungan.Pada hadits di atas, nasehat untuk umat secara umum dan
para imam berarti kehendak baik dari nasih kepada mansuh, sebagaimana
pengertian yang sering dipakai untuk mendefiniskan nasehat. Adapun nasehat
untuk lainnya, sesuai dengan asal katanya, yaitu adanya keserasian hubungan.
Dimana masing-masing memberikan hak pihak lain yang mesti ditunaikan.
1. Nasehat untuk Allah.
Adalah menunaikan hak Allah seperti telah tersebut pada pembahasan
iman kepada Allah.
2. Nasehat untuk kitab-Nya.
Adalah menunaikan hak kitab-Nya Al-Qur’an, seperti, yakin bahwa
Al-Qur’an kalamullah, mu’jizat terbesar diantara mu’jizat-mu’jizat yang pernah
diberikan kepada para rasul, sebagai petunjuk dan cahaya. Selain itu juga
membenarkan beritanya dan melaksanakan hukumnya.
3. Nasehat untuk Rasul-Nya.
Adalah menunaikan hak Rasulullah, seperti telah tersebut pada makna
syahadat Muhammad rasulullah.
4. Nasehat untuk para imam.
Kata imam jika disebutkan secara mutlak maka berarti penguasa, dan
adakalanya kata imam berarti ulama. Nasehat untuk para imam, meliputi imam
dengan kedua arti tersebut.
Nasehat untuk penguasa adalah menunaikan haknya, seperti, taat
dalam hal yang ma’ruf, tidak taat dalam kemaksiatan, tunduk dan tidak
membangkang dan lain-lain yang merupakan hak penguasa yang telah dijelaskan
dalam kitab dan sunah.
Nasehat untuk ulama adalah mencintai mereka karena kebaikannya dan
jasanya pada umat berkat ilmunya, dan dakwahnya, menjaga kehormatan dan
kewibawaannya serta menyebarkan fatwa- fatwanya.
5. Nasehat untuk awam kaum muslimin
adalah memberikan semua yang menjadi hak mereka demi terwujudnya
maslahat dunia dan akherat mereka Semua hak-hak diatas ada yang sifatnya wajib
dan ada yang sunnah.
Syarah Ibnu Daqiqil 'Ied
Tamim Ad Daari hanya meriwayatkan hadits ini, kata nasihat
merupakan sebuah kata singkat penuh isi, maksudnya ialah segala hal yang baik.
Dalam bahasa arab tidak ada kata lain yang pengertiannya setara dengan kata
nasihat, sebagaimana disebutkan oleh para ulama bahasa arab tentang kata Al
Fallaah yang tidak memiliki padanan setara, yang mencakup makna kebaikan dunia
dan akhirat.
Kalimat, “Agama adalah Nasihat” maksudnya adalah sebagai tiang dan
penopang agama, sebagaimana sabda Rasulullah, “Haji adalah arafah”, maksudnya
wukuf di arafah adalah tiang dan bagian terpenting haji.
Tentang penafsiran kata nasihat dan berbagai cabangnya, Khathabi
dan ulama-ulama lain mengatakan :
1. Nasihat untuk Allah à
maksudnya beriman semata-mata kepada-Nya, menjauhkan diri dari syirik dan sikap
ingkar terhadap sifat-sifat-Nya, memberikan kepada Allah sifat-sifat sempurna
dan segala keagungan, mensucikan-Nya dari segala sifat kekurangan, menaati-Nya,
menjauhkan diri dari perbuatan dosa, mencintai dan membenci sesuatu semata
karena-Nya, berjihad menghadapi orang-orang kafir, mengakui dan bersyukur atas
segala nikmat-Nya, berlaku ikhlas dalam segala urusan, mengajak melakukan
segala kebaikan, menganjurkan orang berbuat kebaikan, bersikap lemah lembut
kepada sesama manusia. Khathabi berkata : “Secara prinsip, sifat-sifat baik tersebut,
kebaikannya kembali kepada pelakunya sendiri, karena Allah tidak memerlukan
kebaikan dari siapapun”
2. Nasihat untuk
kitab-Nya à maksudnya beriman kepada firman-firman Allah dan diturunkan-Nya
firman-firman itu kepada Rasul-Nya, mengakui bahwa itu semua tidak sama dengan
perkataan manusia dan tidak pula dapat dibandingkan dengan perkataan siapapun,
kemudian menghormati firman Allah, membacanya dengan sungguh-sungguh,
melafazhkan dengan baik dengan sikap rendah hati dalam membacanya, menjaganya
dari takwilan orang-orang yang menyimpang, membenarkan segala isinya, mengikuti
hokum-hukumnya, memahami berbagai macam ilmunya dan kalimat-kalimat
perumpamaannya, mengambilnya sebagai pelajaran, merenungkan segala
keajaibannya, mengamalkan dan menerima apa adanya tentang ayat-ayat mutasyabih,
mengkaji ayat-ayat yang bersifat umum, dan mengajak manusia pada hal-hal
sebagaimana tersebut diatas dan menimani Kitabullah
3. Nasihat untuk
Rasul-Nya maksudnya membenarkan ajaran-ajarannya, mengimani semua yang
dibawanya, menaati perintah dan larangannya, membelanya semasa hidup maupun
setelah wafat, melawan para musuhnya, membela para pengikutnya, menghormati
hak-haknya, memuliakannya, menghidupkan sunnahnya, mengikuti seruannya,
menyebarluaskan tuntunannya, tidak menuduhnya melakukan hal yang tidak baik,
menyebarluaskan ilmunya dan memahami segala arti dari ilmu-ilmunya dan mengajak
manusia pada ajarannya, berlaku santun dalam mengajarkannya, mengagungkannya
dan berlaku baik ketika membaca sunnah-sunnahnya, tidak membicarakan sesuatu
yang tidak diketahui sunnahnya, memuliakan para pengikut sunnahnya, meniru
akhlak dan kesopanannya, mencintai keluarganya, para sahabatnya, meninggalkan
orang yang melakukan perkara bid’ah dan orang yang tidak mengakui salah satu
sahabatnya dan lain sebagainya.
4. Nasihat untuk para
pemimpin umat islam maksudnya menolong mereka dalam kebenaran, menaati perintah
mereka dan memperingatkan kesalahan mereka dengan lemah lembut, memberitahu
mereka jika mereka lupa, memberitahu mereka apa yang menjadi hak kaum muslim,
tidak melawan mereka dengan senjata, mempersatukan hati umat untuk taat kepada
mereka (tidak untuk maksiat kepada Allah dan Rasul-Nya), dan makmum shalat
dibelakang mereka, berjihad bersama mereka dan mendo’akan mereka agar mereka
mendapatkan kebaikan.
5. Nasihat untuk seluruh
kaum muslim à maksudnya memberikan bimbingan kepada mereka apa yang dapat
memberikan kebaikan bagi merela dalam urusan dunia dan akhirat, memberikan
bantuan kepada mereka, menutup aib dan cacat mereka, menghindarkan diri dari
hal-hal yang membahayakan dan mengusahakan kebaikan bagi mereka, menyuruh
mereka berbuat ma’ruf dan mencegah mereka berbuat kemungkaran dengan sikap
santun, ikhlas dan kasih sayang kepada mereka, memuliakan yang tua dan menyayangi
yang muda, memberikan nasihat yang baik kepada mereka, menjauhi kebencian dan
kedengkian, mencintai sesuatu yang menjadi hak mereka seperti mencintai sesuatu
yang menjadi hak miliknya sendiri, tidak menyukai sesuatu yang tidak mereka
sukai sebagaimana dia sendiri tidak menyukainya, melindungi harta dan
kehormatan mereka dan sebagainya baik dengan ucapan maupun perbuatan serta
menganjurkan kepada mereka menerapkan perilaku-perilaku tersebut diatas.
Wallahu a’lam
Memberi nasihat merupakan fardu kifayah, jika telah ada yang
melaksanakannya, maka yang lain terlepas dari kewajiban ini. Hal ini merupakan
keharusan yang dikerjakan sesuai kemampuan. Nasihat dalam bahasa arab artinya
membersihkan atau memurnikan seperti pada kalimat nashahtul ‘asala artinya saya
membersihkan madu hingga tersisa yang murni, namun ada juga yang mengatakan
kata nasihat memiliki makna lain. Wallahu a’lam